5 Keistimewaan Hajar Aswad Serta Keutamaan untuk Menciumnya
Berkunjung ke Baitullah guna melaksanakan ibadah haji serta umrah, tak lengkap rasanya jika tidak menyentuh Hajar Aswad. Ya, batu hitam yang disebut berasal dari surga ini tentu menarik perhatian umat muslim karena memiliki banyak keistimewaannya. Tak puas hanya menyentuh, bahkan jamaah berlomba untuk bisa mencium Hajar Aswad ini. Apa sih, keistimewaan dari batu ini dibanding dengan batu-batu yang lain?
Photo by Rostyslav Savchyn on Unsplash
Berikut ini sejarah serta keistimewaan Hajar Aswad yang perlu Anda ketahui, sehingga Anda bisa memahami kenapa umat muslim berusaha untuk dapat mencium Hajar Aswad waktu melaksanakan ibadah haji atau umrah di tanah suci.
Asal-Usul Hajar Aswad, Batu yang Berasal dari Surga
Hajar Aswad bukanlah batu kebanyakan, yang umum kita temui di sekitar. Hal ini dikarenakan batu ini bukan asli berasal dari bumi ataupun luar angkasa, namun diyakini sebagai batu yang berasal dari surga. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, “Hajar Aswad adalah batu yang berasal dari surga.”
Belum diketahui secara pasti bagaimana Hajar Aswad tersebut bisa sampai di bumi, apakah turun bersama dengan turunnya Nabi Adam AS, atau malaikat yang membawanya dari surga dengan perintah Allah ketika masa Nabi Ibrahim. Tentang Hajar Aswad yang berasal dari surga ini, diperkuat dengan beberapa fakta penelitian yang ditemukan oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa Hajar Aswad mempunyai struktur dan karakteristik yang tak sama dengan batuan yang asalnya dari bumi ataupun luar angkasa.
Disebut Hajar Aswad sebab batu ini berwarna hitam, nama ini diambil dari kata dalam bahasa Arab yakni ‘Hajar’ yang berarti batu dan ‘Aswad’ yang artinya hitam. Namun, tahukah Anda bahwa awalnya hajar aswad berwarna putih, lebih putih dari susu. Lalu warnanya berubah menjadi hitam sebab perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Hal ini diperkuat dalam sebuah hadits berikut:
Dari Ibnu Abbas RA, Nabi SAW telah bersabda, ”Hajar Aswad itu turun dari surga, warnanya lebih putih dari susu, dosa-dosa manusia lah yang membuat warnanya menjadi hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi)
Photo by Haydan As-soendawy from Pexels
Namun, suatu saat Hajar Aswad ini akan berubah warna menjadi seperti aslinya. Sebab segala sesuatu yang berasal dari surga akan kembali ke surga sebelum hari akhir. Ada pula yang menyebut, Hajar Aswad itu terang dan berkilau bahkan manusia tidak bisa melihatnya saking terangnya jika saja Allah tidak memadamkan kilaunya.
Cerita Peletakan Hajar Aswad di Zaman Rasulullah
Awalnya, Hajar Aswad diketemukan oleh Nabi Ismail kemudian oleh Nabi Adam ditaruh di atas pondasi Ka’bah. Ada sejarah yang menyebutkan bahwa Hajar Aswad ini dibawa langsung oleh Malaikat Jibril dari surga pada Nabi Ismail, kemudian ia berikan kepada ayahnya yaitu Nabi Ibrahim.
Sebelum diletakkan di salah satu sisi Ka’bah, Nabi Ibrahim membawa batu hitam tersebut berkeliling Ka’bah sebanyak 7 kali sambil menciuminya. Itulah pertama kali Hajar Aswad diletakkan dekat dengan Ka’bah kemudian terus dijaga. Tetapi, Hajar Aswad pernah berpindah tempat disebabkan banjir bandang yang terjadi di Kota Makkah.
Waktu itu, Kaum Quraisy bertengkar hebat serta saling berselisih pendapat tentang siapa yang akan meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Maka, ada yang mengusulkan bahwa mereka akan bertanya kepada orang yang dikenal paling jujur yakni Muhammad bin Abdullah.
Lalu, dengan bijak Muhammad berkata, “Ambilkan aku selembar kain,” lalu dibawakan lah satu lembar kain putih yang dibentangkan dan beliau menaruh Hajar Aswad di atasnya. Kemudian, beliau berkata, “Hendaknya tiap kabilah memegang ujung-ujung kain tersebut, dan mengantarkannya ke dekat Ka’bah.” Maka, selesailah masalah tersebut dengan damai atas kebijaksanaan Nabi Muhammad yang saat itu usianya baru 30 tahun.
Keistimewaan Hajar Aswad
Hajar Aswad bukanlah batu biasa, akan tetapi batu yang sangat istimewa bagi umat muslim. Ada beberapa keutamaan yang pastinya dapat membuat Anda makin ingin menyentuh dan menciumnya langsung di tanah suci. Apa saja keistimewaan dari Hajar Aswad ini?
Batu yang asalnya dari surga
Seperti penjelasan di atas, Hajar Aswad adalah batu yang asalnya dari surga. Diturunkan oleh Allah SWT sebagai bukti kebesaran Allah. Belum pernah ditemui batu sejenis Hajar Aswad dalam sistem tata surya, jadi bukti bahwa batu hitam ini memang sangat istimewa.
Berada di Masjidil Haram, di sisi Ka’bah
Keistimewaan berikutnya yaitu Hajar Aswad berada di dekat bangunan Ka’bah, lebih tepatnya di sisi sebelah tenggara Ka’bah. Tentunya, Anda hanya dapat melihat Hajar Aswad saat melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, atau ketika menunaikan ibadah haji dan umrah. Tentunya, ini akan semakin memotivasi Anda untuk segera pergi haji maupun umrah bukan?
Menjadi titik awal dari thawaf
Hajar Aswad juga menjadi titik permulaan dari pelaksanaan salah satu rukun haji dan umrah yakni thawaf. Thawaf yaitu berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dimulai dari Hajar Aswad di akhiri di Maqam Ibrahim. Sehingga, Hajar Aswad cukup penting keberadaannya.
Mengusap serta) menciumnya merupakan sunnah Rasul
Hukum dari mengusap serta mencium Hajar Aswad adalah sunnah. Disebutkan bahwa Umar bin Khattab pernah menyaksikan Rasulullah mengusap dan mencium Hajar Aswad, seperti yang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari:
“Sungguh, aku tahu bahwa engkau (Hajar Aswad)) hanya sebuah batu, yang tidak memberikan manfaat maupun kemudharatan bagiku. Jika saja aku tak menyaksikan Rasulullah SAW pernah menciummu (Hajar Aswad), maka akupun tak mau untuk melakukannya.”
Hal ini menunjukkan bahwa tujuan mengusap dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk mengikuti sunnah Rasullah semata. Dan mematahkan anggapan bahwa tujuannya untuk menyembah batu.
Jadi saksi di hari kiamat bagi siapa saja yang mengusap dan menciumnya
Photo by Giorgio Parravicini on Unsplash
Tidak heran jika para jamaah haji dan umrah yang sedang menunaikan ibadah ingin menyentuh dan mencium Hajar Aswad secara langsung. Karena kelak di Hari Kiamat, Allah akan menghadirkan batu ini menjadi saksi untuk siapa saja yang mengusap dan menciumnya. Sesuai dengan hadits riwayat dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,
“Demi Allah, Allah kelak membangkitkan batu ini (Hajar Aswad) di hari akhir dengan mata serta mulut yang mampu berbicara. Sebagai saksi untuk siapa saja yang menyentuh dan menciumnya dengan benar ketika di dunia.”
Itulah sejarah dan keutamaan Hajar Aswad yang harus Anda ketahui. Semoga Anda semua diberikan kemampuan untuk melaksanakan ke Baitullah agar dapat menjadi salah satu orang yang berkesempatan untuk mengusap dan mencium Hajar Aswad, ya!